DAMPAK EKONOMI DARI PEMBANGUNAN CLUB MED
Kini kepariwisataan memiliki berbagai dampak ekonomi, sudah banyak diketahui
orang. Secara formal, para ahli membedakan dampak ekonomi yang terjadi
karena kegiatan pariwisata (pengembangan Club Med) termasuk
pengembangan Club Med , terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects),
Efek Tidak Langsung (Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced
Effects). Sementara itu, Efek Tidak Langsung dan Efek Induksi
kadang-kadang disebutnya sebagai Efek Sekunder (Secondary Effects) yang
menyertai Efek Langsung selaku Efek Primer (Primary Effect). Dampak
total ekonomi pariwisata merupakan jumlah keseluruhan dampak yang
terjadi baik langsung, tidak langsung maupun induksi, yang masing-masing
dapat diukur sebagai keluaran bruto (gross output) atau penjualan
(sales), penghasilan (income), penempatan tenaga kerja (employment) dan
nilai tambah (value added). Secara nyata, kegiatan pariwisata
(pengembangan Club Med) memberikan manfaat pada penjualan, keuntungan,
lapangan kerja, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu daerah.
Dampak yang paling dirasakan langsung, terjadi di dalam sub-sektor
pariwisata primer, -penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan
perdagangan eceran (retail).
Pada tingkat kedua, di sub-sektor
sekundernya, berpengaruh pada sebagian besar sektor ekonomi.
Analisis
dampak ekonomi kegiatan pariwisata (pengembangan Club Med) lazimnya
berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga
kerja di daerah bersangkutan yang terjadi akibat kegiatan pariwisata
(pengembangan Club Med).
Pada dasarnya analisis dampak ekonomi
pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan yaitu:
- Kalangan usaha dan badan-badan pemerintah selaku penerima pengeluaran wisatawan
- Bidang Usaha lainnya selaku pemasok (supplier) barang dan jasa kepada usaha pariwisata;
- Rumah Tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata dan industri penunjangnya;
- Pemerintah melalui berbagai pajak dan pungutan (resmi) dari wisatawan, usaha dan rumah tangga.
Direct
Effects. Perubahan produksi sehubungan dengan dampak langsung atas
perubahan belanja wisatawan. Misalnya, kenaikan jumlah wisatawan yang
menginap di hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di
sektor perhotelan. Tambahan Penjualan yang diterima hotel-hotel dan
perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji
karyawan, pajak dan kebutuhan barang dan jasa merupakan effek langsung
(direct effect) dari belanja wisatawan itu.
Indirect Effects. Perubahan produksi yang dihasilkan dari pembelanjaan berbagai babak berikutnya dari penerimaan hotel kepada industri para pemasoknya, yaitu pemasok barang dan jasa kepada hotel. Misalnya, perubahan penjualan, lapangan kerja dan penghasilan dalam industri linen (sprei, selimut, bed-cover, handuk, taplak dsb.) adalah salah satu dari efek tidak langsung (indirect effect) dari perubahan penjualan hotel. Usaha-usaha pemasok barang dan jasa kepada perusahaan linen merupakan babak lain dari efek tidak langsung, yang akhirnya tidak terlepas dari keterkaitan hotel dengan banyak sektor ekonomi lainnya di daerah itu sampai pada beberapa tingkat.
Dalam contoh sederhana dapat digambarkan seperti berikut:
Katakanlah
suatu daerah berhasil menarik 100 tambahan wisatawan, masing-masing
membelanjakan $100 per hari, sehingga total belanja mereka per hari di
daerah itu adalah $10.000. Jika berlangsung selama 100 hari dalam satu
musim liburan, maka daerah itu akan dapat mengakumulasi sejumlah
$1.000.000 sebagai transaksi penjualan baru. Satu juta dollar itu
terbagi ke berbagai bidang usaha, seperti penginapan, restoran, hiburan
dan perdagangan eceran dengan proporsi tergantung pada bagaimana
wisatawan itu membelanjakan uangnya yang $100 itu. Mungkin, 30% dari
satu juta dollar itu akan “mengalir” (bocor) ke luar daerah itu yang
diperlukan untuk membayar barang dan jasa yang dibeli wisatawan namun
tidak diproduksi di daerah yang bersangkutan (barang dan jasa seperti
itu lazimnya diperhitungkan sebagai dampak penjualan langsung). Karena
“kebocoran” tadi, maka sisanya yang $700.000 dalam bentuk penjualan
langsung akan menghasilkan $350.000 penghasilan dalam industri
pariwisata dan menunjang 20 lapangan kerja pariwisata. Kita tahu bahwa
industri pariwisata bersifat padat karya dan padat penghasilan,
menciptakan proporsi penjualan yang besar menjadi penghasilan dan
lapangan kerja terkait.
Sebaliknya, industri pariwisata membeli barang dan jasa dari industri lainnya di daerah itu dan membayarkan sebagian besar dari $350.000 penghasilannya untuk upah dan gaji karyawannya. Inilah yang menciptakan dampak sekunder ekonomi di daerah tersebut.Sebuah penelitian misalkan menggunakan faktor pengganda (multiplier factor) 2,0 untuk menunjukkan bahwa tiap dollar dari penjualan langsung menghasilkan satu dollar tambahan dalam penjualan sekunder di daerah yang bersangkutan. Dengan nilai pengganda 2,0, maka dampak ganda dari $700.000 dalam penjualan langsung itu menghasilkan total penjualan sebesar $1.400.000.
Selanjutnya penjualan sekunder itu menciptakan tambahan penghasilan dan lapangan kerja, yang menghasilkan dampak total dalam penjualan sejumlah $1,4 juta, serta $650.000 penghasilan dan 35 lapangan kerja.
Sebaliknya, industri pariwisata membeli barang dan jasa dari industri lainnya di daerah itu dan membayarkan sebagian besar dari $350.000 penghasilannya untuk upah dan gaji karyawannya. Inilah yang menciptakan dampak sekunder ekonomi di daerah tersebut.Sebuah penelitian misalkan menggunakan faktor pengganda (multiplier factor) 2,0 untuk menunjukkan bahwa tiap dollar dari penjualan langsung menghasilkan satu dollar tambahan dalam penjualan sekunder di daerah yang bersangkutan. Dengan nilai pengganda 2,0, maka dampak ganda dari $700.000 dalam penjualan langsung itu menghasilkan total penjualan sebesar $1.400.000.
Selanjutnya penjualan sekunder itu menciptakan tambahan penghasilan dan lapangan kerja, yang menghasilkan dampak total dalam penjualan sejumlah $1,4 juta, serta $650.000 penghasilan dan 35 lapangan kerja.
Induced Effects.
Perubahan dalam kegiatan ekonomi yang terjadi karena belanja rumah
tangga dari penghasilan yang diperoleh langsung atau tidak langsung dari
belanja wisatawan. Misalnya, karyawan hotel dan industri linen, yang
ditunjang langsung atau tidak langsung oleh adanya pariwisata,
membelanjakan uang mereka di daerah setempat untuk perumahan, makanan,
angkutan dan serangkaian kebutuhan barang dan jasa untuk rumah tangga.
Maka penjualan, penghasilan dan lapangan kerja yang dihasilkan oleh
belanja rumah tangga dari tambahan upah, gaji atau penghasilan pemilik
merupakan Efek Induksi (induced Effects).
Melalui efek tidak langsung dan efek induksi, perubahan belanja wisatawan sebetulnya dapat mempengaruhi tiap sektor ekonomi dengan berbagai jalan. Besaran efek sekunder tergantung pada kecenderungan usaha dan rumah tangga di daerah tersebut untuk membeli barang dan jasa dari pemasok lokal.
Efek induksi akan dirasakan, khususnya jika sebuah pemberi kerja menutup usahanya. Bukan hanya industri penunjangnya yang menderita (indirect effect), melainkan seluruh ekonomi setempat terkena dampaknya mengingat berkurangnya penghasilan rumah tangga di daerah itu. Misalnya, toko-toko eceran tutup, “kebocoran uang” ke luar daerah itu meningkat karena penduduk pergi ke luar daerah untuk mencari barang dan jasa. Dampak sebaliknya akan terjadi jika kenaikan penghasilan dan lapangan kerja meningkat tajam.
Melalui efek tidak langsung dan efek induksi, perubahan belanja wisatawan sebetulnya dapat mempengaruhi tiap sektor ekonomi dengan berbagai jalan. Besaran efek sekunder tergantung pada kecenderungan usaha dan rumah tangga di daerah tersebut untuk membeli barang dan jasa dari pemasok lokal.
Efek induksi akan dirasakan, khususnya jika sebuah pemberi kerja menutup usahanya. Bukan hanya industri penunjangnya yang menderita (indirect effect), melainkan seluruh ekonomi setempat terkena dampaknya mengingat berkurangnya penghasilan rumah tangga di daerah itu. Misalnya, toko-toko eceran tutup, “kebocoran uang” ke luar daerah itu meningkat karena penduduk pergi ke luar daerah untuk mencari barang dan jasa. Dampak sebaliknya akan terjadi jika kenaikan penghasilan dan lapangan kerja meningkat tajam.
Pemakai terakhir (Final demand) merupakan istilah
yang acap digunakan oleh para ekonom untuk penjualan kepada konsumen
terakhir. Pemakai terakhir barang dan jasa pariwisata adalah rumah
tangga, yaitu rumah tangga para wisatawan, para karyawan, pegawai
negeri, para pengusaha, para petani, para peternak dsb. Demikian pula
halnya belanja pemerintah dinilai sebagai pemakai terakhir.
Manfaat Club Med bagi perekonomian negara maju dan negara berkembang :
1. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan negara
2. Memperkuat nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan negara
2. Memperkuat nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Masalah-masalah ekonomi yang ditimbulkan :
Economic Leakages, hal ini disebabkan karena Club Med dimiliki orang perancis, hal ini berarti keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha Club Med akan lari ke negara perancis
Economic Leakages, hal ini disebabkan karena Club Med dimiliki orang perancis, hal ini berarti keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha Club Med akan lari ke negara perancis
Nilai 80
BalasHapusGood